Oleh: kartika20 | Januari 21, 2010

RPP kelompok 1

RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS X SEMESTER 1

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Geografi
Dosen Pengampu: Dr. Mukminan dan Muh. Nursa’ban, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1
Isna Manistasari 07405241002
Kartika Eliyandari 07405241009
Oni Nurdiansyah 07405241017
Alfi Zahrial Firdaus 07405241018
Syaiful Anwar 07405241023
Cahyo Nugroho 07405241026
Novia Nurhidayati 07405241031
Novita Sari 07405241035
Aang Afri Adnan 07405241040
Amatullah Kurniasari 07405241041
Heru Mianto 064052410
Umar Mustofa 064052410

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Kompetensi dasar :1.1 Menjelaskan konsep geografi
Indikator : Menjelaskan pengertian geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian geografi.
2. Siswa dapat menjelaskan ruang lingkup dan ilmu penunjang geografi.
II. Materi Ajar
1. Pengertian geografi
2. Pengertian ruang lingkup dan ilmu penunjang geografi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: Tanya jawab tentang tujuan dan ruang lingkup materi geografi
c. Informasi tentang SK, KD, dan materi yang harus dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pengertian geografi dan ruang lingkup geografi serta ilmu yang menunjang geografi
b. Siswa mendiskusikan peran ilmu geografi terhadap studi geografi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil diskusi siswa
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
1. Tes tertulis
2. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Kompetensi dasar :1.1 Menjelaskan konsep geografi
Indikator : Menjelaskan konsep geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan konsep geografi
II. Materi Ajar
1. Jenis-jenis konsep geografi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan

2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendiskusikan jenis – jenis konsep geografi
b. Tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas (1 kelompok diwakili 1 orang).
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil diskusi siswa
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga

VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes Tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.2 Menjelaskan pendekatan geografi
Indikator : Menjelaskan jenis-jenis pendekatan
geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pendekatan geografi
II. Materi Ajar
1. Jenis-jenis pendekatan geografi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Studi Kasus
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan

2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang jenis-jenis pendekatan geografi
b. Siswa menanykan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga

VI. Penilaian
d. Teknik penilaian
c. Tes tertulis
d. Pengamatan
e. Bentuk instrument
c. Essay
d. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.2 Menjelaskan pendekatan geografi
Indikator : Mengaplikasikan jenis-jenis pendekatan
geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengaplikasikan pendekatan geografi untuk memecahkan suatu masalah.
II. Materi Ajar
1. Jenis-jenis konsep geografi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendiskusikan pendekatan geografi
b. Tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas (1 kelompok diwakili 1 orang)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi siswa
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga

VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
c. Proyek
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan
c. Lembar penilaian proyek

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.3 Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
Indikator : Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
: Menyimpulkan perbedaan prinsip-prinsip
geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip geografi
2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan prinsip-prinsip geografi
II. Materi Ajar
1. Prinsip-prinsip geografi
2. Prinsip penyebaran
3. Prinsip interelasi
4. Prinsip deskripsi
5. Prinsip korologi (keruangan)

III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi Kasus
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang struktur geografi
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart

2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.3 Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
Indikator : Menjelaskan struktur geografi
: Menerapkan prinsip geografi dalam kajian
geosfer
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan struktur geografi
2. Siswa dapat menerapkan prinsip geografi dalam kajian geosfer
II. Materi Ajar
1. Prinsip-prinsip geografi
2. Prinsip penyebaran
3. Prinsip interelasi
4. Prinsip deskripsi
5. Prinsip korologi (keruangan)

III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi Kasus
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang struktur geografi
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart

2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Proyek
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar penilaian proyek

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.4 Mendeskripsikan aspek geografi
Indikator : Menjelaskan perbedaan aspek fisik dan
aspek sosial geografi
: Memberikan contoh aspek-aspek geografi
dalam kehidupan sehari-hari
: Mengkorelasikan aspek fisik dan aspek
sosial (manusia)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan perbedaan aspek fisik dan aspek sosial geografi
2. Siswa dapat memberi contoh aspek-aspek geografi dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa dapat mengkorelasikan aspek fisik dan aspek sosial (manusia)
II. Materi Ajar
1. Aspek geografi
2. Aspek fisik (alamiah): gejala-gejala alam yang timbul
3. Aspek kehidupam (sosial) dengan segala interaksi, penyebaran, maupun relasinya

III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi Kasus
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang aspek-aspek geografi
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart

2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami konsep, pendekatan, prinsip,
dan aspek geografi
Kompetensi dasar : 1.4 Mendeskripsikan aspek geografi
Indikator : Menganalisis ruang lingkup geografi
: Menjelaskan perbedaan obyek formal dan
obyek material geografi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menganalisis ruang lingkup geografi
2. Siswa dapat membedakan obyek formal dan obyek material geografi
II. Materi Ajar
1. Aspek geografi
2. Ruang lingkup geografi
3. Obyek studi geografi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Studi Kasus

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang aspek-aspek geografi
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
1. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
2. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
3. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
4. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi dasar : 2.1 Menjelaskan sejarah pembentukan
bumi
Indikator : Menganalisis teori terjadinya bumi
: Mengidentifikasi karkteristik perlapisan
bumi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menganalisis teori terjadinya bumi
2. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik perlapisan bumi
II. Materi Ajar
1. Menganalisis teori terjadinya bumi
2. Mengidentifikasi karakteristik perlapisan bumi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Studi Pustaka
3. Diskusi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh tiap siswa
c. Guru mengingatkan materi aspek geografi
2. Kegiatan Inti
a. Secara kelompok, diskusi tentang teori terjadinya bumi
b. Secara individu, mengkaji referensi tentang karakteristik perlapisan bumi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru memberi tugas
c. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart

2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi dasar : 2.2 Mendeskripsikan tata surya dan jagad
raya
Indikator : Mendeskripsikan teori terjadinya tata surya
dan jagad raya
: Menjelaskan perbedaan anggapan-
anggapan tentang jagad raya dan alam
semesta
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan teori terjadinya tata surya dan jagad raya
2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam semesta
II. Materi Ajar
1. Tata surya dan jagad raya
2. Teori tentang terjadinya tata surya
3. Teori tentang terjadinya jagad raya
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh tiap siswa
c. Guru mengingatkan materi teori terjadinya bumi
2. Kegiatan Inti
a. Secara kelompok, diskusi tentang teori-teori terjadinya tata surya dan jagad raya
b. Secara kelompok, diskusi tentang anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam semesta
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru memberi tugas
c. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart

2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
d. K. Wardiyatmoko. (2006). Geografi untuk SMA kelasX. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi dasar : 2.2 Mendeskripsikan tata surya dan jagad
raya
Indikator : Mendeskripsikan anggota-anggota tata
surya
: Menjelaskan sejarah pembentukan bumi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan anggota-anggota tata surya
2. Siswa dapat menjelaskan sejarah pembentukan bumi
II. Materi Ajar
1. Anggota-anggota tata surya
2. Sejarah pembentukan bumi
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Studi Kasus

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang sejarah pembentukan bumi dan anggota tata surya
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Bunga Bangsa
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Semester 1
Standar kompetensi : Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi dasar : 2.2 Mendeskripsikan tata surya dan jagad
raya
Indikator : Mendeskripsikan karakteristik perlapisan
bumi
: Menjelaskan lempeng tektonik dan
persebaran gunung api serta gempa bumi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan perlapisan bumi
2. Siswa dapat menjelaskan lempeng tektonik dan persebaran gunung api serta gempa bumi
II. Materi Ajar
1. Karakteristik perlapisan bumi
2. Lempeng tektonik dan persebaran gunung api
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Studi Kasus

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa
b. Apersepsi: memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan materi tentang sejarah pembentukan bumi dan anggota tata surya
b. Siswa menanyakan materi yang belum jelas kepada guru
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesimpulan hasil pembelajaran
b. Doa penutup dan salam
V. Media/Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Media/Alat/Bahan
a. Atlas
b. Globe
c. Chart
2. Sumber Belajar
a. Nursid Sumaatmadja, (1998) Studi Geografi, Bandung, Alumni.
b. N. Daldjoeni, Pengantar Geografi Sumber/alat: Gambar/chart Geosfer
c. Bintarto, R. dan Surastopo H.(1991), Metode Analisa Geografi Jakarta, LP3ES
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Tes tertulis
b. Pengamatan
2. Bentuk instrument
a. Essay
b. Lembar pengamatan

Oleh: kartika20 | Januari 18, 2010

Father

engkaulah nafasku
yang menjaga di dalam hidupku
kau ajarkan aku menjadi yang terbaikkau tak pernah lelah
sebagai penopang dalam hidupku
kau berikan aku semua yang terindah

aku hanya memanggilmu ayah
di saat ku kehilangan arah
aku hanya mengingatmu ayah
jika aku tlah jauh darimu

Lyrics by Seventeen

Ayah …

Betapa kuagungka, Betapa kuharapkan

Ayah …

Betapa kau berpesan, Betapa kau doa kan

Ayah …

Betapa pengalaman, Dahulu dan sekarang

Ayah …

Rambutmu t’lah memutih, Cermin suka dan sedih

Ayah …

Ceritakan kembali, Riwayat yang indah waktu dahulu

Ayah …

Ku takkan bosan mendengar, Riwayat waktu kau muda perkasa

Ayah …

Kau dapat,merindukan, Kau dapat mengenangkan

Ayah …

Waktu terus berlalu, Sampai ke anak cucu

Lyrics by Koes Plus

Ayah

Kedua lagu diatas selalu ada di playlist ku tiap hari,,
ayah,,, aku selalu merindukan sosokmu,,,
dari kecil hingga sekarang jarang mendapatkan kasih sayang darinya,, y setahun cuma 2 kali, sangat lama dan singkat,,
tapi tak apa,, itu tak sebanding dengan pengorbanannya terhadap keluarga selama inni,,
kami selalu merindukanmu,
miss U dad,,
baik2 disana,,
ibu dan anak2 selalu menunggu dirumah,,

Oleh: kartika20 | Januari 13, 2010

proposal mppg

A. JUDUL
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK MODEL DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 MAGELANG

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang dihadapi pendidikan, sehingga menuntut kemajuan manusia dalam pemikiran yang sistematik tentang pendidikan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bahkan tidak hanya sangat penting saja, melainkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. (Mukhlison Effendi, 2008:17)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sudah semakin kompleks. Peningkatan mutu pendidikan menjadi suatu tantangan bagi para pekerja dibidang pendidikan khususnya guru. Ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sedemikian pesatnya menuntut guru untuk lebih pintar dan profesional dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik. Guru harus mampu membuat pelajaran menarik dan mudah diterima oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Salah satu cara untuk meningkatkan perhatian, minat dan motivasi belajar siswa diantaranya melalui penggunaan media pembelajaran. Selama ini media yang digunakan dalam proses pembelajaran geografi hanya sebatas peta dan globe. Padahal dilingkunagn sekitar, terdapat berbagai benda atau gejala yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya kreatifitas guru, media yang tersedia disekolahan belum lengkap, sedangkan dana pengadaannya tidak tersedia.
Menurut Ghazali ( Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 22 ) agar peserta didik mudah mudah mengingat, menceritakan dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang pernah diamati dikelas perlu didukung dengan peragaan media pembelajaran yang konkrit. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran. Media yang terbaik adalah benda atau gejala yang sesungguhnya, jika tidak memungkinkan dapat digunakan tiruannya (model), Jika tidak memungkinkan dapat digunakan gambarnya, jika gambar tidak memungkinkan paling tidak guru dapat mendeskripsikan karakteristik obyek yang dipelajari secara verbal.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh iklim belajar yang dikembangkan guru dan kemampuan serta ketepatan guru dalam memilih metode dan menggunakan media dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran geografi, pada umumnya guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang mampu merangsang siswa belajar sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dengan model pembelajaran masih tradisional dalam penyampaian materi dan penggunaan media pun kurang. Hal ini menyebabkan suasana belajar menjadi monoton dan membosankan, sehingga hasil belajar geografi rendah. Salah satu cara meningkatkan motivasi dan minat siswaadalah melalui model pembelajaran yang menyenangkan, dimana siswa mengalami pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran bagi mereka.
Peneliti memilih kelas XI IPS 1 ini karena berdasarkan hasil prasurvei, kelas ini adalah kelas yang paling rendah nilai rata-rata kelasnya dibandingkan dengan kelas yang lain dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dikelas. Minat belajar siswa kelas tersebut terhadap pelajaran geografi juga masih rendah. Selain itu penggunaan media pembelajaran berbentuk model belum diterapkan dalam proses pembelajaran geografi di SMA negeri 2 Magelang. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang penerapan penggunaan media pembelajaran berbentuk model untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 1 SMA negeri 2 Magelang.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya penerapan media pembelajaran khususnya berbentuk model dalam pembelajaran geografi.
b. Pembelajaran geografi di SMA negeri 2 Magelang kurang optimal.
c. Siswa kurang berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran geografi.
d. Masih rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi.

3. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga serta kemampuan peneliti, maka penelitian akan dibatasi pada masalah kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berbentuk model dan belum optimalnya hasil belajar siswa di SMA negeri 2 Magelang.

4. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran berbentuk model terhadap hasil belajar dalam pembelajaran geografi SMA negeri 2 Magelang?
b. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran berbentuk model dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA negeri 2 Magelang?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas keefektifan penggunaan media pembelajaran berbentuk model dalam upaya peningkatan hasil belajar geografi bagi siswa di SMA negeri 2 Magelang.

6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Menambah referensi mengenai penelitian pendidikan pendidikan di bidang geografi.
2) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi guru
a) Memberi wawasan tenrang keefektifan media pembelajaran berbentuk model.
b) Meningkatkan kinerja guru geografi dalam proses pembelajaran.

2) Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan keaktifan siswa.
b) Meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran geografi.
c) Meningkatkan pengetahuan siswa tentang fenomena-fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
d) Kerangka Berfikir
Pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan ini akan mempengaruhi cara seorang guru dalam menyampaikan pelajaran, baik mengenai metode atau media yang digunakan. Peran metode ataupun media merupakan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan membantu mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran akan efektif jika siswa dapat memaknai pesan atau meteri dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang digunakan untuk mencapaitujuan tersebut adalah dengan menerapkan media pembelajaran berbentuk model.
Media pembelajaran berbentuk model ini dapat digunakan sebagai alternatf dalam proses belajar mengajar geografi. Karekteristik geografi menitikberatkan kajiannya pada fenomena geosfer yang berupa lingkungan fisik dan aspek manusia. Pemahaman terhadap lingkungan sekitardan aspek manusia dapat dialami secara nyata oleh siswa. Sehingga dengan menerapkan media pembelajaran berbentuk model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis dapat dirumuskan bahwa penggunaan media pembelajaran berbentuk model pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA negeri 2 Magelang.
D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru kekelas atau disekolah tempat ia mengajar dengan penekana pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. (Suharsimi Arikunto, 2006:96).
Menurut Lewin, Kemmin, dan Mc Taggart (1988), Prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu siklus spiral yang terdiri dari komponen perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection) yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya (Nurul Zuriah, 2001:89).

Gambar 2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kemmis dan Taggart
(Wiriaatmadja, 2005:66)

Secara garis besar, penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart terdiri dari empat aspek pokok, yaitu:
a. Penyusunan rencana
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi prospektif pada tindakan harus memandang kedepan. Rencana terdiri atas dua macam yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajara, teknik atau strategi pembelajaran, media dan pembelajran, dan sebagianya.
b. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Tindakan dituntut oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal pemikirnya. Tindakan bersifat tidak tetap dan dinamis serta memerlukan keputusan cepat tentang apa yang perlu dilakukan dan penelitian praktis.
c. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberi dasar bagi refleksi sekarang dan ketika putaran sedang berjalan. Penelitian tindakan perlu mengamati proses tindakannya, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tidak sengaja), keadaan dan kendala tindakan dan kendala tersebut menghambat dan mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan persoalan lainnya yang timbul.
d. Refleksi
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partyisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap

berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi dapat dotentukan setelah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 2 Magelang dengan sasarannya yaitu proses pembelajaran kelas XI IPS 1 yang meliputi siswa guru dan media pembelajaran berbentuk model. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Magelang pada bulan Januari 2010 sampai Maret 2010.

3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel.
Variabel merupakan hal-hal yang menjadi obyek penelitian yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be niticed) yang menunjukkan variasi, baik kuantitatif maupun kualitatif (Suharsimi Arikunto, 2006:10). Variabel dalam penelitian ini meliputi penggunaan media pembelajaran berbentuk model, hasil belajar siswa dan pembelajaran geografi.

Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagi berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran berbentuk model.
Pengguanaan media pembelajaran berbentuk model adalah suatu proses pembelajaran yang menggunakan benda dalam tiga dimensi, dalam ukuran yang dapat diperbesar dan diperkecil dari benda aslinya dan digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari benda sebenarnya dan digunakan untuk menerangkan begian benda yang dianggap perlu.

2. Hasil belajar siswa
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya dan dilambangkan dengan angka atau huruf, misalnya angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah serta huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Dalam penelitian ini hasil belajar merupakan nilai dari ulangan siswa.
3. Pembelajran Geografi
Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

4. Rencana Tindakan
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi.
a. Persiapan
1) Pra survei dan penjajagan
Pra survei dan penjajagan dilakukan secara langsung untuk mengetahui kemungkinan dan kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tempat penelitian. Tujuan survei adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dikelas dan menemukan permasalahan yang ada dikelas.
2) Perijinan
Perijinan diperoleh dari rekomendasi lembaga terkait untuk menerjunkan ke lapangan. Perijinan ini dimulai dari FISE UNY, BAPEDA Jawa Tengah, BAPEDA Kota Magelang, Dinas Pendidikan Kota Magelang, kemudian ke SMA Negeri 2 Magelang.
b. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus/putaran dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Peneliti dan kolaborator membuat rencana pembelajaran serta menentukan media pembelajaran berbentuk model dalam proses pembelajaran.
Perencanaan Tindakan antara lain:
• Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan dilaksanakan
• Menyiapkan media pembelajaran berbentuk model dan sumber belajar

• Mempersiapkan soal tes yang akan diberikan pada akhir masing-masing siklus.

c. Tindakan dan Observasi
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru geografi di SMA Negeri 2 Magelang. Sebagai pelaku tindakan adalah guru setempat sedangkan sebagai observer adalah peneliti.
d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan bersama antara peneliti dengan kolabolator pada setiap akhir suatu siklus, untuk mengetahuai kesesuaian rencana putaran tersebut dengan mengkaji hasil tindakan dan masalah yang dihadapi.

5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat diperolehnya data mengenai variabel-variabel tertentu (Suharsimi Arikunto, 1998:137). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 1996:145). Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Nurul Zuriah, 2001:132). Pedoman observasi berisi sebuah jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer/pengamat tinggal
memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul (suharsimi Arikunto, 1996:146).
b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek responden. Wawancara dilakukan dengan melibatkan beberapa guru dan siswa (Suharsimi Arikunto, 2006:227)
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1996:138). Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu (Haryanto,2003:273). Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajardalam jangka waktu tertentu ( Anas Sadijono, 2005:67).

6. Instrumen Penelitian
Arti konsep instrumen dalam penelitian adalah alat ukur. Instrumen penelitian dapat mengumpulkan data sebagi alat untuk menyatakan besaran atau presentase. Data hasil pengukuran dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif (Mardalis, 2006:60). Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Non tes
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran geografi. Observasi berupa lembaran yang berisi aspek-aspek keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada responden. Wawancara dilakukan pada guru sebagai pelaksana model pembelajaran kooperatif dan beberapa siswa sebagai subyek dalam penelitian geografi.
2. Tes
Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program (Suharsimi Arikunto, 2003:33). Tes yang diberikan kepasa siswa adalah tes formatif. Tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai media pembelajaran secara menyeluruh setelah diterapkannya media pembelajaran berbentuk model.

7. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap tindakan. Analisis dilakukan dengan cara peneliti bersama guru merefleksi hasil observasi bersama guru dan siswa dikelas. Hasil observasi yang berupa data kualitatif kemudian dideskripsikan dengan langkah-langkah yang pertama reduksi data kemudian yang kedua penyajian data dan yang terakhir penyimpulan. Hal ini mengacu pada pendapat Suwarsih Madya (1994:33) yang menyatakan bahwa melalui refleksi akan didapatkan wawasan otentik yang akan membantu dala penafsiran data secara kualitatif.
Data dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam. Cara analisisnya adalah:
1) Data kuantitatif (hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskiptif. Misalnya mencari rerata (mean), presentase keberhasilan belajar dan lain-lain.
2) Data kualitatif yaitu data yangmemberi gambaran berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman suatu pelajaran, pandangan atau sikap siswa terhadap model belajar, dan aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusian dalam belajar, kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa.

A. JUDUL
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK MODEL DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 MAGELANG

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang dihadapi pendidikan, sehingga menuntut kemajuan manusia dalam pemikiran yang sistematik tentang pendidikan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bahkan tidak hanya sangat penting saja, melainkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. (Mukhlison Effendi, 2008:17)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sudah semakin kompleks. Peningkatan mutu pendidikan menjadi suatu tantangan bagi para pekerja dibidang pendidikan khususnya guru. Ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sedemikian pesatnya menuntut guru untuk lebih pintar dan profesional dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik. Guru harus mampu membuat pelajaran menarik dan mudah diterima oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Salah satu cara untuk meningkatkan perhatian, minat dan motivasi belajar siswa diantaranya melalui penggunaan media pembelajaran. Selama ini media yang digunakan dalam proses pembelajaran geografi hanya sebatas peta dan globe. Padahal dilingkunagn sekitar, terdapat berbagai benda atau gejala yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya kreatifitas guru, media yang tersedia disekolahan belum lengkap, sedangkan dana pengadaannya tidak tersedia.
Menurut Ghazali ( Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 22 ) agar peserta didik mudah mudah mengingat, menceritakan dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang pernah diamati dikelas perlu didukung dengan peragaan media pembelajaran yang konkrit. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran. Media yang terbaik adalah benda atau gejala yang sesungguhnya, jika tidak memungkinkan dapat digunakan tiruannya (model), Jika tidak memungkinkan dapat digunakan gambarnya, jika gambar tidak memungkinkan paling tidak guru dapat mendeskripsikan karakteristik obyek yang dipelajari secara verbal.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh iklim belajar yang dikembangkan guru dan kemampuan serta ketepatan guru dalam memilih metode dan menggunakan media dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran geografi, pada umumnya guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang mampu merangsang siswa belajar sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dengan model pembelajaran masih tradisional dalam penyampaian materi dan penggunaan media pun kurang. Hal ini menyebabkan suasana belajar menjadi monoton dan membosankan, sehingga hasil belajar geografi rendah. Salah satu cara meningkatkan motivasi dan minat siswaadalah melalui model pembelajaran yang menyenangkan, dimana siswa mengalami pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran bagi mereka.
Peneliti memilih kelas XI IPS 1 ini karena berdasarkan hasil prasurvei, kelas ini adalah kelas yang paling rendah nilai rata-rata kelasnya dibandingkan dengan kelas yang lain dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dikelas. Minat belajar siswa kelas tersebut terhadap pelajaran geografi juga masih rendah. Selain itu penggunaan media pembelajaran berbentuk model belum diterapkan dalam proses pembelajaran geografi di SMA negeri 2 Magelang. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang penerapan penggunaan media pembelajaran berbentuk model untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 1 SMA negeri 2 Magelang.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya penerapan media pembelajaran khususnya berbentuk model dalam pembelajaran geografi.
b. Pembelajaran geografi di SMA negeri 2 Magelang kurang optimal.
c. Siswa kurang berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran geografi.
d. Masih rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi.

3. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga serta kemampuan peneliti, maka penelitian akan dibatasi pada masalah kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berbentuk model dan belum optimalnya hasil belajar siswa di SMA negeri 2 Magelang.

4. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran berbentuk model terhadap hasil belajar dalam pembelajaran geografi SMA negeri 2 Magelang?
b. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran berbentuk model dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA negeri 2 Magelang?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas keefektifan penggunaan media pembelajaran berbentuk model dalam upaya peningkatan hasil belajar geografi bagi siswa di SMA negeri 2 Magelang.

6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Menambah referensi mengenai penelitian pendidikan pendidikan di bidang geografi.
2) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi guru
a) Memberi wawasan tenrang keefektifan media pembelajaran berbentuk model.
b) Meningkatkan kinerja guru geografi dalam proses pembelajaran.

2) Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan keaktifan siswa.
b) Meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap mata pelajaran geografi.
c) Meningkatkan pengetahuan siswa tentang fenomena-fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
d) Kerangka Berfikir
Pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan ini akan mempengaruhi cara seorang guru dalam menyampaikan pelajaran, baik mengenai metode atau media yang digunakan. Peran metode ataupun media merupakan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan membantu mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran akan efektif jika siswa dapat memaknai pesan atau meteri dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang digunakan untuk mencapaitujuan tersebut adalah dengan menerapkan media pembelajaran berbentuk model.
Media pembelajaran berbentuk model ini dapat digunakan sebagai alternatf dalam proses belajar mengajar geografi. Karekteristik geografi menitikberatkan kajiannya pada fenomena geosfer yang berupa lingkungan fisik dan aspek manusia. Pemahaman terhadap lingkungan sekitardan aspek manusia dapat dialami secara nyata oleh siswa. Sehingga dengan menerapkan media pembelajaran berbentuk model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis dapat dirumuskan bahwa penggunaan media pembelajaran berbentuk model pada mata pelajaran geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA negeri 2 Magelang.
D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru kekelas atau disekolah tempat ia mengajar dengan penekana pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. (Suharsimi Arikunto, 2006:96).
Menurut Lewin, Kemmin, dan Mc Taggart (1988), Prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu siklus spiral yang terdiri dari komponen perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection) yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya (Nurul Zuriah, 2001:89).

Gambar 2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kemmis dan Taggart
(Wiriaatmadja, 2005:66)

Secara garis besar, penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart terdiri dari empat aspek pokok, yaitu:
a. Penyusunan rencana
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi prospektif pada tindakan harus memandang kedepan. Rencana terdiri atas dua macam yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajara, teknik atau strategi pembelajaran, media dan pembelajran, dan sebagianya.
b. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Tindakan dituntut oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya diacu dalam hal pemikirnya. Tindakan bersifat tidak tetap dan dinamis serta memerlukan keputusan cepat tentang apa yang perlu dilakukan dan penelitian praktis.
c. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberi dasar bagi refleksi sekarang dan ketika putaran sedang berjalan. Penelitian tindakan perlu mengamati proses tindakannya, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tidak sengaja), keadaan dan kendala tindakan dan kendala tersebut menghambat dan mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan persoalan lainnya yang timbul.
d. Refleksi
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partyisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap

berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi dapat dotentukan setelah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 2 Magelang dengan sasarannya yaitu proses pembelajaran kelas XI IPS 1 yang meliputi siswa guru dan media pembelajaran berbentuk model. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Magelang pada bulan Januari 2010 sampai Maret 2010.

3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel.
Variabel merupakan hal-hal yang menjadi obyek penelitian yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be niticed) yang menunjukkan variasi, baik kuantitatif maupun kualitatif (Suharsimi Arikunto, 2006:10). Variabel dalam penelitian ini meliputi penggunaan media pembelajaran berbentuk model, hasil belajar siswa dan pembelajaran geografi.

Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagi berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran berbentuk model.
Pengguanaan media pembelajaran berbentuk model adalah suatu proses pembelajaran yang menggunakan benda dalam tiga dimensi, dalam ukuran yang dapat diperbesar dan diperkecil dari benda aslinya dan digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari benda sebenarnya dan digunakan untuk menerangkan begian benda yang dianggap perlu.

2. Hasil belajar siswa
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya dan dilambangkan dengan angka atau huruf, misalnya angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah serta huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Dalam penelitian ini hasil belajar merupakan nilai dari ulangan siswa.
3. Pembelajran Geografi
Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

4. Rencana Tindakan
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi.
a. Persiapan
1) Pra survei dan penjajagan
Pra survei dan penjajagan dilakukan secara langsung untuk mengetahui kemungkinan dan kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tempat penelitian. Tujuan survei adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dikelas dan menemukan permasalahan yang ada dikelas.
2) Perijinan
Perijinan diperoleh dari rekomendasi lembaga terkait untuk menerjunkan ke lapangan. Perijinan ini dimulai dari FISE UNY, BAPEDA Jawa Tengah, BAPEDA Kota Magelang, Dinas Pendidikan Kota Magelang, kemudian ke SMA Negeri 2 Magelang.
b. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus/putaran dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Peneliti dan kolaborator membuat rencana pembelajaran serta menentukan media pembelajaran berbentuk model dalam proses pembelajaran.
Perencanaan Tindakan antara lain:
• Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan dilaksanakan
• Menyiapkan media pembelajaran berbentuk model dan sumber belajar

• Mempersiapkan soal tes yang akan diberikan pada akhir masing-masing siklus.

c. Tindakan dan Observasi
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru geografi di SMA Negeri 2 Magelang. Sebagai pelaku tindakan adalah guru setempat sedangkan sebagai observer adalah peneliti.
d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan bersama antara peneliti dengan kolabolator pada setiap akhir suatu siklus, untuk mengetahuai kesesuaian rencana putaran tersebut dengan mengkaji hasil tindakan dan masalah yang dihadapi.

5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat diperolehnya data mengenai variabel-variabel tertentu (Suharsimi Arikunto, 1998:137). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 1996:145). Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Nurul Zuriah, 2001:132). Pedoman observasi berisi sebuah jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer/pengamat tinggal
memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul (suharsimi Arikunto, 1996:146).
b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek responden. Wawancara dilakukan dengan melibatkan beberapa guru dan siswa (Suharsimi Arikunto, 2006:227)
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1996:138). Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu (Haryanto,2003:273). Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajardalam jangka waktu tertentu ( Anas Sadijono, 2005:67).

6. Instrumen Penelitian
Arti konsep instrumen dalam penelitian adalah alat ukur. Instrumen penelitian dapat mengumpulkan data sebagi alat untuk menyatakan besaran atau presentase. Data hasil pengukuran dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif (Mardalis, 2006:60). Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Non tes
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran geografi. Observasi berupa lembaran yang berisi aspek-aspek keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada responden. Wawancara dilakukan pada guru sebagai pelaksana model pembelajaran kooperatif dan beberapa siswa sebagai subyek dalam penelitian geografi.
2. Tes
Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program (Suharsimi Arikunto, 2003:33). Tes yang diberikan kepasa siswa adalah tes formatif. Tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai media pembelajaran secara menyeluruh setelah diterapkannya media pembelajaran berbentuk model.

7. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap tindakan. Analisis dilakukan dengan cara peneliti bersama guru merefleksi hasil observasi bersama guru dan siswa dikelas. Hasil observasi yang berupa data kualitatif kemudian dideskripsikan dengan langkah-langkah yang pertama reduksi data kemudian yang kedua penyajian data dan yang terakhir penyimpulan. Hal ini mengacu pada pendapat Suwarsih Madya (1994:33) yang menyatakan bahwa melalui refleksi akan didapatkan wawasan otentik yang akan membantu dala penafsiran data secara kualitatif.
Data dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam. Cara analisisnya adalah:
1) Data kuantitatif (hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskiptif. Misalnya mencari rerata (mean), presentase keberhasilan belajar dan lain-lain.
2) Data kualitatif yaitu data yangmemberi gambaran berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman suatu pelajaran, pandangan atau sikap siswa terhadap model belajar, dan aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusian dalam belajar, kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa.

Oleh: kartika20 | Januari 12, 2010

15 program prioritas 100

Jakarta – Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II menetapkan 45 program aksi penting untuk 100 hari pertama mereka bekerja. Sebanyak 15 program diantaranya dijadikan program prioritas untuk segera direalisasikan dalam jangka pendek.
Ketetapan ini diambil dalam sidang paripurna ke-2 KIB II, Kamis (5/10/2009), usai rapat selama 6 jam yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi di Kantor Presiden.
Berikut 15 program aksi prioritas 100 hari pertama KIB II dibawah pemerintahan SBY-Boediono.
1. Pemberantasan mafia hukum di semua lembaga negara dan penegakan hukum. Seperti makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, pungutan tidak semestinya dan sebagainya yang rasa keadilan dan kepastian hukum.

2. Revitalisasi industri pertahanan. Perlu ada rencana induk dan arah revitalisasi sehingga bisa penuhi kebutuhan dalam negeri dan kontak sedang berjalan.
3. Penanggulangan terorisme. Peningkatan kapasitas dan restrukturisasi lembaga penanggulangan terorisme untuk lebih libatkan seluruh lapisan masyarakat.
4. Listrik. Memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik di seluruh Indonesia dalam lima tahun ke depan.
5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan.Perumusan kembali rencana
induk untuk meningkatkan ketahanan pangan yang lebih terintegasi dengan faktor pendukung, irigasi, pupuk dan subsidi khusus bunga bagi petani.
6. Perindustrian. Memastikan revitalisasi industri pabrik pupuk dan gula yang meliputi penggunaan tekologi dan pembiayaannya.
7. Pembenahan keruwetan penggunaan tanah dan tata ruang. Terutama sinkroninasi antara UU Kehutanan, UU Pertambangan, UU Lingkungan Hidup serta tata perijinan dan penggunaan di lapangan.
8. Infrastructure. Prioritasnya pematangan rencana pembangunan ruas jalan-jalan yang penting antar propinsi dan di pulau besar. Termasuk fasilitas pelabuhan, dermaga, bandara dan infrastruktur perhubungan dan perikanan.
9. Pemberdayaan usaha mikro, usaha kecil dan menengah yang dikaitkan dengan KUR. Pemantapan rencana penyaluran KUR senilai Rp 10 trilyun dalam 5 tahun yang libatkan bank, swasta dan lembaga penjaminan.
10. Mobiliasi sumber pembiayaan di luar APBN & APBD untuk membiayai pembangunan. Ini terkait pembangunan infrastructure, listrik, ketahanan pangan yang klop dengan segi pembiayaan dan investasi.
11. Perubahan iklim dan lingkungan hidup. Yaitu intensifkan pemberantasan pembalakan hutan, menjaga hutan lindung dan mencegah kebakaran hutan serta kelestarian terumbu karang.
12. Reformasi Kesehatan. Prioritasnya bukan lagi berobat gratis melainkan sehat gratis bagi warga miskin. Maka fasilitas kesehatan masyarakat harus lebih diberi penguatan kapasitas dan kapabilitas.
13. Reformasi pendidikan. Memastikanya ada keterkaitan antara hasil lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha selaku pasar tenaga kerja.
14. Peningkatan kesiagaan penanggulangan bencana dengan membentuk satuan khusus dengan segala fasilitas dibutuhkan yang siap setiap saat diterjunkan ke berbagai lokasi bencana.
15. Sinergi antara pusat dan daerah yang bisa mencegah pemborosan.Sinergi meliputi jajaran pemerinta, kegiatan pembangunan ekonomi, kesejahetraaan, hukum dan keamanan.

tugas pencarian geo politik

Oleh: kartika20 | Januari 10, 2010

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
• Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masingmasing
• Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan rohaniyah) bagi anak didiknyak
• Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila
• Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila bagi anak didiknya
• Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya krasai anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun
• Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan keterampilan kepada anak didik.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
• Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didiknya masing-masing
• Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan klebutuhan anak didik masing-masing
• Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,. Tetapi menghindarkan diri dari segtsala bentuk penyalah gunaan
• Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang
• Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar belakangt keluarganya masing-masing.
• Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak didik
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
• Guru menciptakan suasana kehidupan sekol;ah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah
• Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik
• Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.
• Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
• Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan
• Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan ditempat itu
• Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
• Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas
• Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab nersama antara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
• Guru melanjutkan setudinya dengan : • Membaca buku-buku • Mengikuti loka karya, seminar, gterakan koperasi, dan pertemuanpertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya • Mengikuti penataran • Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
• Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya,
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan
• Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri dan Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menuaikan tugas profgesinya
• Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekanrekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
• Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya
• Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame pengabdi pendidikan
• Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap ucapan, dan tindakan yag merugikan organisasi Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang Pendidikan.
• melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian
• Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
• Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya.

Oleh: kartika20 | Desember 27, 2009

praktikum EKKL (tugas-tugas)

EROSIFITAS HUJAN

Erosivitas hujan adalah tenaga pendorong (driving force) yang menyebabkan terkelupas dan terangkatnya partikel-partikel tanah ketempat yang lebih rendah (chay asdak, 1995 ; 455) erosivitas hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung diatas tanah dan sebagian lagi karena aliran air diatas permukaan tanah. Factor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energy kinetic (k) dari suatu kejadian hujan dengan intensitas hujan maksimal 30 menit ( I30). Jumlah dari seluruh hujan dengan spesifikasi tersebut selama satu tahun merupakan erosifitas hujan tahunan.

Dalam metode USLE prakiraan besarnya erosifitas hujan adalah dalam kurun waktu tahunan dengan menggunakan persamaan bols, yaitu:

EI30 =  6,119 (R) 1,21 (D) -0,47 (Mp) 0,53
Keterangan :

  • R         = curah hujan rata-rata tahunan (cm)
  • D         = jumlah hari hujan rata-rata tahunan (hari)
  • M         = curah hujan maksimal rata-rata dalam 24 jam per bulan untuk kurun

waktu 1 tahun (cm)

ERODIBILITAS TANAH

Faktor erodibilitas tanah menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energy kinetic air hujan. besarnya erodibilitas tanah tergantung pada topografi, kemiringan lereng dan besarnya gangguan oleh manusia. selain itu ditentukan juga oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas inviltrasi dan kandungan bahan organik (chay asdak, 1995 : 459).

Sifat- sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah:

·            Tekstur

adalah perbandingan relative 3 golongan besar partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi debu, lempung, dan pasir.Tanah dengan partikel agregat besar resistensinya terhadap daya angkut air aliran juga besar karena diperlukan energy yang cukup besar untuk mengangkut partikel-partikel tersebut.

·            Struktur

adalah susunan ikatan butir-butir tanah.

No Kelas struktur tanah (ukuran diameter) kode
1 granuler sangat halus ( < 1mm) 1
2 granuler halus ( 1-2 mm) 2
3 granuler sedang kasr ( 2-10 mm) 3
4 bentuk blok, bloky, plat,masif 4

·            Permeabilitas

adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air melalui pori-pori tanah. permeabilitas tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.

No Kelas Permebilitas Kecepatan cm/jam kode
1 sangat lambat < 0,5 6
2 lambat 0,5 – 2,0 5
3 lambat – sedang 2,0 – 6,3 4
4 sedang 6,3 – 12,7 3
5 sedang – cepat 12,7 – 25,4 2
6 cepat >25 1

·            Kandungan bahan organic

Bahan organic terdiri dari sisa-sisa tanaman, jasad hidup yang telah membusuk dalam tanah. meningkatnya kandungan bahan organic dalam tanah menjadikan berkurangnya erodibilitas tanah.

kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena bahan organic mempengaruhi kemantapan strutur tanha menjadi mantap sehingga tahan terhadap erosi. Tanah dengan kandungan bahan organic kurang dari 2% umumnya peka terhadap erosi.

v   Untuk menentukan erodibilitas tanah Bouy ouses telah mengemukakan tentang the clay rationcis a criterium of soil to erotion. Dimana persamaannya adalah:

M  = (% sand + % silt) (100% – % clay)

v   Nilai Erodibilitas tanah ditentukan oleh besarnya prosentase debu, pasir, bahan organik dan struktur tanah serta permeabilitasnya, faktor erodibilitas tanah (K) adalh nilai kuantitatif yang telah didefinisikan pada persamaan :

100 K = 1,292 { 2,1 (M)1,14 (10-4) (12 – a) + 3,25 (b – 2) + 2,5 (c -3) }

Keterangan :

M            =  Persentase pasir sangat halus dan debu

a             = Persentase bahan organic

b             = Kode struktur tanha

c             = Kelas permeabilitas tanah



Oleh: kartika20 | Desember 26, 2009

EKKL-Bayat, Klaten

praktikum EKKL yang menyimpan banyak kejadian aneh…

pagi 6 langsung bergegas ke jogja,, huft,, padahal masih pengen bubu,, tapi demi mata kulian EKKL harus kulakukan (dari pada ngulang taon depan??? g lulus2 ntar)haha,,,

pe jogja langsung dijemput (senengnya) ^^,, hwehehe,, trus langsung kekampus deeehh ^^,,,

tapi sesampai dikampus (padahal dah ontime) tapi msh banyak yang belum datang, jadi y nunggu gt,, pe jam 8 lebih baru beranjak dari Kampus FISE tercinta,, ( jam karet ala Indonesia )

perjalanan jogja bayat kira2 1.5 jam. lumayan jauh+lama. sewaktu memasuki daerah yang bernama ‘BAYAT’  dah seneng,,  dengan asumsi dah mau nyampai tujuannya, eh g taunya masih jauh,, ternyata tujuanny tu pelosok banget,, isinya kebon2 n pohon pRing,,, (hadoh2)

Sesampai disana Pina teLp,, dy bilang dy kesasar gt,,(ada2 ajah) ternyata yang kesasar g cuma dy n Wuri ajah,, tapi Angga, enNy, gatty n aRdi jg kesasar (mesakke banget haha) yang lebih apes lagi angga n enny,, cz motor mereka kebanan,, jadi pina wuri b enNy cengLu,,(wkwkwk)

Qt2 (yang dengan selamat nyampai tujuan tanpa kesasar) melakukan praktikum,, disuruh ngukur2 gtlah,,, tapi cemar banget, cuma bentar dah selesai, truss poto2 deh,, ramme banget,, menyenangkan pokoknna,,

sewaktu dah selesai praktikummna, Qta semua turun lereng,, tiap beberapa langkah langsung poto2 ( narsis abiz) hehehe,, pas dilereng terakhir (paling curam) erick bilang:” tik koe mlayu ae,, nek koe alon2 ndak tibo”. ya udah tanpa pikir panjang aQ langsung lari,, nyampe dibawah aQ syok,, ternyata sandal kesayanganQ pedhot,, atem tenan(hehe),, spontan temen2 pada tertawwa terbahak2 trus kakiQ+saldal pedhotQ dipoto2 meneh,,, hahahaha

Untung adda Kandi yang membawa sendal Melly warna putih kunning,, jd bisa pinjem deh,, hehe thaks a lot to Kandi ^^

Setelah semuanya berkhir pulang kejogja bareng2 sambil muterin Rowo Jombor ( sebenere mung ngetutke nurul) hehehe

Finally Alhamdulillah dah pe jogja lg dengan selamat,, Praktikum yang anneh dan cukup mengesankan,,^^

Oleh: kartika20 | Desember 24, 2009

fotogametri

MENENTUKAN PARALAKS STEREOSKOPIK

Menurut paine (1993) stereoskopi adalah ilmu pengetahuan tentang stereoskop yang menguraikan penggunaan penglihatan binocular untuk mendapatkan efek 3 dimensi (3D). penglihatan stereoskopi memungkinkan kita untuk melihat suatu obyek secara simultan dari dua perspektif yang berbeda, seperti dua foto udara yang diambil dari kedudukan kamera yang berbeda, untuk memperoleh kesan mental suatu model tiga dimensi.
Perwujudan penglihatan stereoskopis meliputi azas-azas mekanis maupun fisiologis. Pandangan mata normal manusia sebenarnya secara alamiah dapat merekam obyek secara stereoskopik. Hanya saja sering kali kita tidak memperhatikan kemampuan tersebut. Juga tidak semua manusia dapat melakukannya, terutama bagi mereka yang kemampuan matanya tidak seimbang.
Kesan kedalaman (depth perception) dalam stereoskopi terjadi karena titik titik yang terletak pada elevasi – elevasi yang berbeda telah mengalami pergeseran secara topografis dengan besaran dan arah yang berbeda pada foto-foto yang berurutan. Selisih didalam pergeseran disebut paralaks mutlak. Menurut Paine (1993) paralaks mutlak dalah selisih aljabar, diukur sejajar garis terbang (sumbu x) dan sumbu-sumbu y yang berkaitan untuk dua gambar dari suatu titik pada sepasang foto udara yang stereoskopis.
Untuk mengetahui besarnya paralaks mutlak dapat dilakukan dengan meletakkan jalur terbang pada foto. Sumbu x dari suatu titik adalah sejajar dengan arah jalur terbang. Setiap jalur terbang menjadi titik tengah dari foto-foto yang dihasilkan. Karena tampalan depan foto udara minimal 50%, maka setiap titik tengah foto udara akan terganbar pada foto berikutnya sebagai titi pindahan. Dengan menarik suatu garis dari titik tengah foto ke titik tengah pindahan berarti jalur terbang telah ditetapkan.
1) Stereoskop
Stereoskop merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan depan (dengan syarat tampalan minimal 50%). Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam interpretasi citra, terutama bagi foto udara atau citra tertentu yang daripadanya dapat ditimbulkan perwujudan tiga dimensional. Pada dasarnya alat ini terdiri dari lensa atau kombinasi antar lensa, cermin, dan prisma.
Menurut La prade, stereoskop wheatstoneterdiri dari dua cermin untuk mengamati pasangan foto stereo agar tampak tiga dimensional. Dalam perkembanganya, stereoskop ini meliputi 3 jenis, yakni stereoskop lensa (ada yang menyebutnya stereoskop saku, karena mudahnya dimasukkan kedalam saku sehingga mudah di bawa kelapangan), stereokop cermin (ada yang menyebutnya stereoskop meja, karena hanya dapat digunakan diatas meja), dan stereoskop mikroskopik (disebut demikian karena pembesarannya yang sangat besar sehingga fungsinya mirip dengan mikroskop). Stereoskop mikroskop ini terdiri dari dua jenis mikroskop, yakni zoom stereoskop dan interpretoskop.

2) Paralaks bar
Alat ini terdiri dari dari sebuah batang yang pada kedua ujungnya terpasang masing-masing lensa. Pada kedua lensa tersebut terdapat tanda berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang disebut tanda apung (Floting mark) tanda di lensa sebelah kiri disebut fixed mark, karena pada batang terdapat titik merah atau hita, dimana orange yang akan menggunakanya harus menentukan konstanta batang paralaks dengan memilih salah satu titik tersebut. Bila telah ditetapkan titik merah, maka selanjutnya lensa kiri ini tidak diubah-ubah lagi (fixed). Lensa sebelah kanan memiliki tanda juga yang disebut half mark. Titik ini dapat digerakkan sesuai dengan posisinya pada objek yang dikehendaki dengan cara memutar-mutar skip micrometer.
Paralaks batang digunakan untuk mengukur besarnya paralaks suatu titik. Paralaks titik biasanya diperlukan untuk mengukur ketinggian titik tersebut. Pengukuran tinggi ini dapat pula dilakukan dengan mistar, paralaks tangga dan paralaks meter.

VERTIKAL EXAGENERATION

Salah satu gejala yang tampak dari penglihatan terhadap model stereo foto udara vertical adalah kesan pembengkakan keatas dari objek – objek yang tinggi. Adanya fenomena ini harus di perhitungkan oleh para penafsir foto udara agar tidak terjadi selisih yang besar antara pengukuran di foto udara dengan kenyataan dilapangan, misalnya dalam perhitungan tingkat kemiringan lereng, dan lain-lain. Bahkan perbesaran ini dapat mencapai 3 atau 4 kali lebih besar dan pada ukuran sebenarnya. Adanya gejala ini sangat menguntungkan bagi seorang interpreter dalam bidang geomorfologi, karena kenampakan topografi sangat ekstrim, sehingga mudah dikenali.
Terjadinya perbesaran tegak ini terutama disebabkan oleh kekurang seimbangan antara nisbah fotografik antar basis udara – tinggi terbang ( (B/H) dan antara nisbah basis mata tinggi pada pengamatan stereoskopis (Be/h). B/H merupakan nisbah antara basis udara atau jarak antara dua stasiun pemotretan dengan tinggi terbang saat pemotretan, dan Be/h merupakan nisbah antara basis mata atau jarak antara dua mata dengan jarak dari mata kemodel stereo yang terlihat oleh mata.
Perbesaran tegak (Ve) merupakan nisbah basis udara dengan tinggi terbang dikalikan kebalikan dari nisbah basis mata dengan jarak pengamatan yang nyata

Basis udara dan besarnya tampalan depan (PE%) diperhitungkan dalam mengukur vertical exageneration (Ve). Oleh karena itu, diperlukan data mengenai luas liputan foto di medan yang memiliki kaitan erat dengan basis udara.

Oleh: kartika20 | Desember 14, 2009

kebersamaan

kartografikapan bisa terulang lg,,,,

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang kaya, ada yang miskin, dan seterusnya. Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan manusia dengan keahlian dan kepandaian yang berbeda-beda pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.
Kehidupan bermasyarakat sendiri tidak akan terwujud dengan sempurna kecuali dengan adanya seorang pemimpin dan kebersamaan. Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangunan, sebagian menopang sebagian yang lain.

http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=521

Lup U prend,,,

g terasa kita sudah bersama-sama hampir 2.5 tahun,,,

semoga tali persahabatan dan persaudaraan antara Qt dapat terjalin sampai kapanpun

amiiin

-sekian-

Oleh: kartika20 | Desember 9, 2009

waktu

“Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.” Henry Van Dyke, Pujangga AS

Older Posts »

Kategori